Senin, 18 Maret 2013

Tunggu


Bukankah kau sebuah jawaban?
Jawaban dari segala gundah relung jiwaku.
Apa aku bersalah?
Salah dalam kedinginan menyapamu.

Kau bukan mereka!
Karna kau hanya satu dirumah cintaku..
Hiraukan atas segala perkara ucap.
Karna aku tak pandai berucap..

Seperti patung yang menanggis diguyur hujan.
Kau seorang yang lihai penuh pesona.

Tapi aku tak paham..
Bahwa engkau sangat mudah merubah perasaanku.
Dari biru menjadi merah.
Dari bahasa menjadi sentuhan.

Dan tunggu sejenak.
Bukannya aku tak mau..
Tetapi, aku binggung tuk jalani semua ini.

Tenggoklah jantungku.
Bukankah ada kamu didalamnya?
Ketuklah pikiranku.
Bukankah hanya ada kamu dibayangannya?

Jangan begitu cepat.
Sederhanakan langkahmu.
Temanilah aku menari dan bernyanyi.
Dengarkan setiap nada minor yang bersembah di tangganku.

Kalau bukan untukmu, Siapa Lagi?

Sedikit demi sedikit.
Perlahan demi perlahan.
Apa yang bisa ku benahi, sayang?

Janganlah pergi..
Duduklah disampingku.
Menunggu fajar kian menghempas.

Ini sebuah permohonan bukan penawaran.

Menemaniku dengan sekarung kesungguhan,
bukan kebimbangan.
Kapan kau bisa menyadari siapa aku?

Ku mau tak satupun, tak siapapun dan apapun mengganggu keistimewaan ini; keistimewaan kita.

Apakah ini harus selesai percuma?
Tunggu.